Hubungan Ilmu Kesejahteraan Sosial dengan Ilmu Lainnya


 

1.  Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Sosiologi.

Sosiologi merupakan salah satu ilmu sosial yang banyak mempengaruhi perkembangan disiplin pekerjaan sosial secara lebih khusus, dan Ilmu Kesejahteraan Sosial secara lebih umum. Perspektif-perspektif sosiologi makro dan mikro mempunyai pengaruh dalam perkembangan kerangka berpikir tentang pemahaman dinamika masyarakat dan perubahan sosial.

Salah satu sumbangan dari disiplin sosiologi pada Ilmu Kesejahteraan Sosial antara lain dalam kaitan dengan pemahaman keteraturan sosial dan norma sosial. Dalam suatu masyarakat terdapat norma sosial yang membuat keteraturan sosial di masyarakat tersebut. Akan tetapi bentu norma sosial dan keteraturan sosial pada setiap daerah atau komunitas belum tentu sama. Sehingga seorang agen perubah harus memahami norma sosial dan keteraturan sosial pada suatu daerah.

Selain bahasan tentang norma sosial dan keteraturan sosial, bahasan sosiologi lainnya seperti, stratifikasi sosial, kelas sosial, gejala sosial, fakta sosial, dan peran sosial, merupakan pengayaan kerangka berpikir ilmuwan dan praktisi kesejahteraan sosial, terutama untuk memahami dan menghadapi kondisi yang tedapat di masyarakat.

Disamping itu, sumbangan Sosiologi yang lain adalah dalam aspek metodologi, khususnya dalam penelitian. Baik pendekatan kuantitatif, maupun pendekatan kualitatif.yang merupakan pengaruh Antropologi  terhadap Sosiologi yang bermanfaat untuk memahami suatu fenomena di dalam masyarakat.

2.  Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Antropologi.

Perbedaan budaya adalah suatu kenyataan yang harus dihadapi praktisi kesejahteraan sosial. Karena itu praktisi kesejahteraan sosial harus memperhatikan aspek budaya agar tidak terjadi benturan budaya yang bisa menghambat relasi antara agen perubah dengan komunitas sasaran.

Setiap agen perubah biasanya akan bertemu dengan berbagai macam budaya yang ad di mayarakat. Disinilah pemahaman tentang kepekaan budaya (cultural sensitivity) akan memainkan peranan penting dalam suatu perubahan sosial terencana. Konsep tentang kepekaan budaya nini dirasakan sangat penting, terutama bila interaksi yang terjadi melibatkan beberapa budaya yang berbeda. Dalam hal ini, disiplin Antropologi memberikan sumbangan yang berarti bagi para praktisi kesejahteraan sosial.

Salah satu sumbangan disiplin Antropologi adalah dalam metode intervensi. Sumbangan tersebut adalah dalam melakukan assessment kondisi masyarakat melalui pendekatan participatory rural appraisal (PRA). PRA merupakan salah satu pendekatan untuk melakukan pengkajian dan perencanaan secara partisipatoris, sangat banyak dipengaruhi oleh pendekatan naturalistik – humanistik. Pada dasarnya PRA menggali informasi dan mengembangkan program dari, bersama dan unuk masyarakat. Dalam kaitan dengan PRA, disiplin Antropologi tidak hanya berdiri sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh disiplin Sosiologi.

3.  Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Hukum.

Ilmu Hukum merupakan salah satu ilmu yang membahas bagaimana membentuk suatu kebiasaan masyarakatmenjadi suatu hukum tertulis. Dalam masyarakat yang semakin kompleks, hukum tertulis memainkan peranan pentingdalam menjaga keadilan an keteraturan sosial.Hukum tertulis diperlukan antara lain bagi agen perubah, terutama dalam kaitan dengan upaya pencarian keadilan ataupun upaya mengatasi konflik yang terjadi di dalam masyarakat.

Juga dengan kasus jaminan sosial bagi masyarakat, praktisi diharapkan tidak hanya mampu mengembangkan sistem jaminan sosial, tetapi juga memahami proses pembuatan undang-undangdan aturan hukum yang berlaku. Sehingga jaminan sosial dapat berjalan dengan sebaok mungkin dengan adanya aturan tentan jaminan sosial.

4. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Politik.

Keterkaitan Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Politik pada umumnya dapat terlihat pada bahasan Ilmu Kesejahteraan Sosial di level makro, seperti dalam kaitan kebijakan sosial dan model negara kesejahteraan ataupun sistem kesejahteraan yang akan digunakan.

Diskusi tentang peran negara dalam menciptakan kesejahteraan tentu tidak dapat dilepaskan dari aspek politik. Masukan dari disiplin Ilmu Politik, bersama bidang ilmu lainnya akan dapat memperluas wawasan agen perubah yang terjun dalam bidang ini. Seorang praktisi yang kesejahteraan sosial yang ingin bergelut di bidang politik diharapkan mampu memahami dinamika sosio-politik dan ekonomi politik dari isu yang sedana ataupun akan mereka bahas.

Pembahasan tetang negara kesejahteraan sosial merupakan bagian dari peran Ilmu Politik terhadap Ilmu kesejahteraan Sosial, dan bagaimana Ilmu Kesejahteraan Sosial mengadopsi pemikiran yang ada dan mengadaptasikannya guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Ekonomi dan Manajemen.

Disiplin Ekonomi dan Manajemen pada umumnya mempengaruhi perkembangan Ilmu Kesejahteraan Sosial di level makro dan mezzo. Pada level makro, pengaruh Ilmu Ekonomi terkait dengan pengembangan kebijakan sosial dan aspek ekonomi dari kebijakan tersebut, termasuk kebijakan penataan dan pengembangan usaha kecil menengah. Pada level mezzo, aspek praktis manajerial usaha ekonomi kecil dan menengah serta bagaimana memperkuat usaha ekonomi kecil dan menengah di level komunitas.

Dalam pengentasan kemiskinan, penguatan usaha informal menjadi salah satu fokus usaha. Sumbangan Ilmu ekonomi dan Manajemen dalam hal ini adalah kerangka berpikir pengembangan usaha kecil dan informal, yang sangat membantu praktisi kesejahteraan sosial dalam melakukan kegiatan pemberdayaan ekonomi.

6. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Psikologi.

Disiplin Psikologi merupakan disiplin yang paling awal mempunyai ketrkaitan dengan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Sumbangan Psikologi tidak hanya pada askpek kerangka berpikir, tetapi juga pada aspek metodologi. Beberapa sumbangan Psikologi antara lain:

  1. Memberikan dasar keterampilan untuk menjalin hubungan dengan kelompok sasaran, baik pada level individu, keluarga maupun kelompok.
  2. Memberikan pemahaman tentang keterkaitan antara aspek dan dinamika kejiwaan dengan perilaku seseorang.
  3. Memberikan pemahaman tentang tugas-tugas perkembangan indicidu, keluarga dan kelompok yang nantinya dapat dimanfaatkan baik untuk intervensi mikro maupun makro.
  4. Memberikan dasar pengetahuan untuk mengembangkan keterampilan intervensi di level mikro (individu, keluarga dan kelompok), terutama dalam melakukan engagement, assessment, dan melakukan terapi.

Sebagai contoh Psikologi memberikan sumbangannya bagi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Richmond (1917), dan Roberts dan Nee (1970) memanfaatkan teori-teori psikologi dalam kaitan dengan model intervensisocial casework. Pengaruh psikoanalis (psikodinamis) dan psikososial sangat tersa pada metode social casework, yang melakukan intervensi lebih kepada individu dan keluarga.

Payne melihat bahwa dua gagasan dasar yang diserap dari perspektif psikoanalis dan psikodinamis yaitu

  1. Deteminisme kejiwaan prinsip bahwa tindakan ataupun perilaku seseorang biasanya muncul karena pikiran seseorang dan bukan muncul begitu saja tanpa ada alasan tertentu (just happening).
  2. Alam bawah sadar gagasan tentang berbagai macam pemikiran dan aktivitas kejiwaan berada pada tempat yang tersembunyi dari pengetahuan kita.

 

Sumber :

Tinggalkan komentar